Kamis, 26 April 2012

Berita-berita Awal tentang Indonesia

Berita-berita sejarah selama 15 abad sejak awal Masehi mengenai Indonesia sangat terbatas. Sumber-sumber berita yang ada mengenai hal-hal yang terjadi pada waktu itu berupa :

Berita-berita yang dibuat oleh pemuka ajaran Buddha bangsa China, seperti Fa-Hien dan I-Tsing, buku-buku sejarah yang dibuat oleh setiap dinasti, namun para ahli mengalami banyak kesulitan karena hal-hal yang menyangkut nama di Indonesia ditulis dalam tulisan China dan tidak menyebutkan di mana letak negeri atau kerajaan yang disebut.

Berita-berita yang terdapat di Indonesia berupa :

Piagam-piagam terdapat pada batu atau logam, pada umumnya tertimbun dalam tanah. Piagam juga ditulis pada daun lontar, namun sebagian besar telah hancur dan hilang. Isi dari piagam-piagam itu pada umumnya menguraikan tentang pemberian hadiah berupa tanah. Piagam dibuat atas perintah raja dan menjelaskan tentang daerah yang dibebaskan dari pajak atau yang mendapat tugas. Piagam itu disimpan oleh yang menerima piagam dan kadang-kadang terdapat juga arsipnya di istana raja. Yang paling banyak dijumpai adalah piagam yang dipahat pada batu berbentuk bunga teratai yang diletakkan di daerah dimana hadiah dari kerajaan itu diberikan dan pada akhir piagam disebutkan nama dewa atau yang yang diminta pertolongannya bilamana ada vang melanggar ketentuan yang ditentukan dalam piagam tersebut. Seperti piagam yang terdapat di Muara Kaman (Kalimantan Timur).

Uraian pendek yang terdapat pada candi-candi dan isinya berbeda dengan yang tertulis pada piagam-piagam.

Buku-buku sastra tentang sejarah, seperti "Babad Tanah Jawi", "Cerita Parahyangan" dan "Sejarah Melayu". Buku-buku ini tidak memberikan gambaran keadaan tentang suatu zaman dan berisi cerita-­cerita yang aneh sehingga tidak dapat diterima sebagai bahan sejarah.

Selain itu, terdapat sastra-sastra Jawa Kuno dalam bentuk syair dan prosa, yang berisi tentang keturunan raja-raja. Buku-buku ini dapat dipercaya sepanjang menguraikan keadaan zaman si pengubah (penulis) buku dan perlu ketelitian dalam menafsirkan keadaan yang telah berlalu karena terdapat kecenderungan untuk menggambarkan keadaan yang telah lampau sebagai keadaan yang lebih baik daripada zaman si penulis.

Buku-buku Jawa Kuno tentang sejarah, diantaranya :

Negarakertagama digubah oleh Prapanca.
Berbentuk syair, diperkirakan ditulis setahun setelah wafatnya Maha Patih Gajah Mada pada tahun 1364. Kitab ini ditemukan di Purl Cakranegara (Lombok) oleh Belanda yang sedang perang di sana tahun 1894.
Pararaton, ditulis setelah Majapahit runtuh dan berisi uraian tentang raja-raja sebelum Raja Majapahit.


Awal Sejarah Indonesia, Tarumanegara (Pengaruh India)

Sebagian besar pengaruh kebudayaan India terdapat pada daerah-daerah disebelah timurnya seperti Burma dan Indonesia. Pada abad ke-5M, India telah menjadi pusat filsafat dan agama. Berbeda dengan In­dia, sejarah China menunjukkan bahwa China tertutup bagi orang-orang asing dan sebaliknya mendorong warga negaranya untuk ke luar negeri.

Di dekat Bogor dan disebelah timur Tanjung Priuk, yaitu di Tugu ada terdapat piagam vang saling berhubungan. Piagam vang pertama terdapat pada batu besar dalam bahasa sansekerta. Walaupun piagam itu tidak ada tinggalnya, dari bentuk hurufnya yaitu huruf Pallawa dapat kita ambil kesimpulan, bahwa piagam itu berasal dari antara abad ke empat dan abad ke lima. Di bagian piagam itu berbunyi sebagai berikut :

"Bahwa kaki ini kaki pelindung yang setia kewajibannya, pelindung raja tiada taranya, baginda Purnawarman, yang dahulu memerintah Taruma, bahwa (kaki itu) dapat membinasakan musuh baginda dan memberi bantuan kepada sekutu baginda yang setia".

Dari uraian itu tahulah kita, bahwa di Jawa Barat dalam permulaan abad ke lima ada sebuah kerajaan bernama Tarumanegara vang diperintah oleh seorang raja bernama Purnawarman. Piagam yang terdapat di Tugu menerangkan bahwa raja Purnawarman ketika telah memerintah 22 tahun lamanya, memperbaiki pengeringan suatu daerah dengan mengadakan saluran vang panjangnya kira-kira 9 km dari sebatang sungai, Lebih dari itu tidak dapat kita ketahui lagi.

Berita lebih lanjut tentang keadaan pada waktu itu kita peroleh dari Fah Hien, seorang ulama agama Buddha, bangsa Tionghwa. Fah Hien berziarah ke tempat-tempat suci di India dan pulang ke Tiongkok pada tahun 414. melalui Ceylon, singgah di Jawa Barat lima bulan lamanya. Fa Hien menerangkan bahwa pada waktu itu di Jawa Barat terdapat kaum berhala dan kaum brahma. Tetapi tidak terdapat orang-orang yang beragama Buddha. Sampai kapan kerajaan Taruma itu berlangsung, tidak dapat diketahui. Agama pada waktu itu hanya Hinduisme dengan Brahma Siwa dan Wisnu sebagai dewa pokok.

Sumber: www.buddhakkhetta.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More