Berita-berita sejarah selama 15 abad sejak awal
Masehi mengenai Indonesia sangat terbatas. Sumber-sumber berita yang ada mengenai hal-hal
yang terjadi pada waktu itu berupa :
Berita-berita yang dibuat oleh pemuka ajaran
Buddha bangsa China, seperti
Fa-Hien dan I-Tsing, buku-buku sejarah yang dibuat oleh setiap dinasti,
namun para ahli mengalami banyak kesulitan karena hal-hal yang menyangkut nama di Indonesia ditulis dalam tulisan China dan tidak menyebutkan
di mana letak
negeri atau kerajaan yang disebut.
Berita-berita yang terdapat di Indonesia
berupa :
Piagam-piagam terdapat pada batu atau
logam, pada umumnya tertimbun dalam tanah. Piagam juga ditulis
pada daun lontar, namun sebagian
besar telah hancur dan hilang.
Isi dari piagam-piagam itu pada umumnya
menguraikan tentang pemberian hadiah berupa tanah. Piagam dibuat atas perintah
raja dan menjelaskan tentang daerah yang dibebaskan dari pajak atau yang mendapat tugas. Piagam itu disimpan oleh
yang menerima piagam dan kadang-kadang terdapat juga arsipnya
di istana raja. Yang
paling banyak dijumpai adalah piagam yang dipahat pada batu
berbentuk bunga teratai yang diletakkan di daerah dimana
hadiah dari kerajaan itu diberikan
dan pada akhir piagam disebutkan
nama dewa
atau yang yang diminta pertolongannya bilamana ada vang
melanggar ketentuan yang ditentukan dalam piagam tersebut. Seperti piagam yang terdapat di Muara Kaman (Kalimantan
Timur).
Uraian pendek yang terdapat pada candi-candi dan isinya berbeda
dengan yang tertulis pada piagam-piagam.
Buku-buku sastra tentang sejarah, seperti "Babad Tanah Jawi", "Cerita Parahyangan" dan "Sejarah Melayu". Buku-buku ini
tidak memberikan gambaran keadaan tentang suatu zaman
dan berisi cerita-cerita yang aneh sehingga tidak dapat diterima sebagai bahan sejarah.
Selain itu, terdapat sastra-sastra
Jawa Kuno dalam bentuk syair
dan prosa, yang berisi tentang keturunan raja-raja. Buku-buku ini dapat dipercaya
sepanjang menguraikan keadaan zaman si
pengubah (penulis) buku dan perlu
ketelitian dalam menafsirkan keadaan yang telah berlalu karena
terdapat kecenderungan untuk menggambarkan keadaan yang telah lampau sebagai keadaan yang lebih baik daripada zaman
si penulis.
Buku-buku Jawa Kuno
tentang sejarah, diantaranya :
Negarakertagama
digubah oleh Prapanca.
Berbentuk syair, diperkirakan ditulis setahun setelah wafatnya Maha Patih Gajah Mada pada tahun 1364. Kitab ini ditemukan
di Purl Cakranegara (Lombok) oleh Belanda
yang sedang perang di sana
tahun 1894.
Pararaton, ditulis setelah Majapahit runtuh dan berisi
uraian tentang raja-raja sebelum Raja Majapahit.
Awal Sejarah Indonesia,
Tarumanegara (Pengaruh India)
Sebagian besar pengaruh kebudayaan India
terdapat pada daerah-daerah disebelah timurnya seperti Burma dan Indonesia. Pada abad ke-5M, India
telah menjadi pusat filsafat dan agama. Berbeda dengan India,
sejarah China
menunjukkan bahwa China tertutup bagi orang-orang
asing dan sebaliknya mendorong warga negaranya untuk ke luar
negeri.
Di dekat Bogor dan disebelah timur
Tanjung Priuk, yaitu di Tugu
ada terdapat piagam vang saling
berhubungan. Piagam vang
pertama terdapat pada batu besar
dalam bahasa sansekerta. Walaupun piagam itu tidak
ada tinggalnya, dari bentuk hurufnya
yaitu huruf Pallawa dapat kita
ambil kesimpulan, bahwa piagam itu
berasal dari antara abad ke
empat dan abad ke lima.
Di bagian piagam itu berbunyi
sebagai berikut :
"Bahwa kaki ini kaki pelindung yang setia kewajibannya, pelindung raja tiada taranya, baginda Purnawarman, yang dahulu memerintah Taruma, bahwa (kaki itu) dapat membinasakan
musuh baginda dan memberi bantuan
kepada sekutu baginda yang setia".
Dari uraian itu tahulah
kita, bahwa di Jawa Barat
dalam permulaan abad ke lima
ada sebuah kerajaan bernama Tarumanegara vang diperintah oleh seorang raja bernama Purnawarman. Piagam yang terdapat di Tugu
menerangkan bahwa raja Purnawarman ketika telah memerintah 22 tahun lamanya, memperbaiki pengeringan suatu daerah dengan
mengadakan saluran vang panjangnya kira-kira 9 km dari sebatang sungai, Lebih dari itu
tidak dapat kita ketahui lagi.
Berita lebih lanjut tentang
keadaan pada waktu itu kita
peroleh dari Fah Hien, seorang
ulama agama Buddha, bangsa Tionghwa. Fah Hien berziarah
ke tempat-tempat suci di India dan pulang ke
Tiongkok pada tahun 414. melalui
Ceylon, singgah
di Jawa Barat
lima
bulan lamanya. Fa Hien menerangkan bahwa pada waktu
itu di Jawa
Barat terdapat kaum berhala dan
kaum brahma. Tetapi tidak terdapat orang-orang yang beragama Buddha.
Sampai kapan kerajaan Taruma itu berlangsung,
tidak dapat diketahui. Agama pada waktu itu
hanya Hinduisme dengan Brahma Siwa dan Wisnu sebagai
dewa pokok.
Sumber: www.buddhakkhetta.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar