Tilakhana artinya tiga corak yang umum atau universal dan ini termasuk hukum kesunyataan;
berarti bahwa hukum ini berlaku dimana-mana dan pada setiap waktu.
Jadi hukum ini tidak terikat oleh waktu dan tempat.
Salah satu inti dari ajaran Sang Buddha adalah Tilakkhana yang
disebut dengan tiga corok umum atau tiga pegangan hidup.
Segala yang terbentuk, terwujud atau yang ada itu :
1. Tidak kekal/ berubah-ubah (Anicca)
Dalam menghadapi suatu masalah yang ada, kita sadari bahwa masalah
disebut dengan tiga corok umum atau tiga pegangan hidup.
Segala yang terbentuk, terwujud atau yang ada itu :
1. Tidak kekal/ berubah-ubah (Anicca)
Dalam menghadapi suatu masalah yang ada, kita sadari bahwa masalah
itu sendiri adalah tidak kekal atau berubah-ubah tergantung dengan
waktu, situasi dan kondisi yang ada, maka kita dapat menyelesaikan
masalah dengan tenang dan baik serta tidak tergesa-gesa, Sebagai
contoh, mungkin pagi ini kita mendapatkan masalah yang berat, namun
setelah melewati beberapa pagi berikutnya masalah tersebut akan
berakhir, itulah hukul alam Anicca, segala sesuatu yang muncul pasti
tidak kekal dan akan berubah-ubah.
2. Tidak memuaskan (Dukkha)
Segala sesuatu yang ada itu tidak memuaskan/tidak nyaman dan
mengundang penderitaan, apakah itu sesuatu yang mengembirakan atau
menyakitkan, bertemu dengan orang yang tidak disukai adalah
penderitaan atau berpisah dengan orang yang disenangi juga adalah
penderitaan, segala sesuatu yang muncul adalah penderitaan.
3. Tanpa Inti/ tidak aku yang sesungguhnya (Anatta)
Segala sesuatu yang telah ada atau belum ada, yang telah muncul atau
belum muncul semua adalah tanpa inti, bukan milik sebenarnya, tubuh
ini bukan milik kita sebenarnya, begitu juga benda-bendawi, nafsu
keinginan, semua hal yang berwujud tanpa aku, tanpa diri, bukanlah
milik kita.
Dari Ke-3 corak umum kehidupan atau 3 corak hukum alam ini, mari kita
sadari bahwa, segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal dan
bukan milik kita serta mengundang penderitaan, maka kita dapat
menghadapi hidup ini dengan tenang dan bijaksana tanpa gangguan yang
ada.
4 Tingkat Kesucian Ajaran Buddha (Ariya Puggala) dan 10 Belenggu Hidup
Empat mahkluk suci :
1. Sotapanna (Pemenang arus/7 kali kembali ke alam manusia), Jika
hendak mencapai tingkat kesucian pertama ini harus menghapus :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbata Paramasa)
2. Sakadagami (1 kali kembali ke alam manusia), Jika hendak mencapai
tingkat kesucian kedua ini harus menghapus :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
Memperlemah :
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
3. Anagami (Mahluk suci yang tidak kembali lagi), harus menghapuskan :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
4. Arahat (Seorang yang telah mencapai Nibbana), menghapus 10
Belenggu, yaitu :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
f. Kemelekatan terhadap rupa jhana dan alam-alam bentuk (Ruparaga)
g. Kemelekatan terhadap arupa jhana dan alam-alam tanpa bentuk
(Aruparaga)
h. Kekosongan (Mana)
i. Kegelisahan (Uddhacca)
j. Kebodohan batin (Avijja)
waktu, situasi dan kondisi yang ada, maka kita dapat menyelesaikan
masalah dengan tenang dan baik serta tidak tergesa-gesa, Sebagai
contoh, mungkin pagi ini kita mendapatkan masalah yang berat, namun
setelah melewati beberapa pagi berikutnya masalah tersebut akan
berakhir, itulah hukul alam Anicca, segala sesuatu yang muncul pasti
tidak kekal dan akan berubah-ubah.
2. Tidak memuaskan (Dukkha)
Segala sesuatu yang ada itu tidak memuaskan/tidak nyaman dan
mengundang penderitaan, apakah itu sesuatu yang mengembirakan atau
menyakitkan, bertemu dengan orang yang tidak disukai adalah
penderitaan atau berpisah dengan orang yang disenangi juga adalah
penderitaan, segala sesuatu yang muncul adalah penderitaan.
3. Tanpa Inti/ tidak aku yang sesungguhnya (Anatta)
Segala sesuatu yang telah ada atau belum ada, yang telah muncul atau
belum muncul semua adalah tanpa inti, bukan milik sebenarnya, tubuh
ini bukan milik kita sebenarnya, begitu juga benda-bendawi, nafsu
keinginan, semua hal yang berwujud tanpa aku, tanpa diri, bukanlah
milik kita.
Dari Ke-3 corak umum kehidupan atau 3 corak hukum alam ini, mari kita
sadari bahwa, segala sesuatu yang ada di dunia ini tidak kekal dan
bukan milik kita serta mengundang penderitaan, maka kita dapat
menghadapi hidup ini dengan tenang dan bijaksana tanpa gangguan yang
ada.
4 Tingkat Kesucian Ajaran Buddha (Ariya Puggala) dan 10 Belenggu Hidup
Empat mahkluk suci :
1. Sotapanna (Pemenang arus/7 kali kembali ke alam manusia), Jika
hendak mencapai tingkat kesucian pertama ini harus menghapus :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbata Paramasa)
2. Sakadagami (1 kali kembali ke alam manusia), Jika hendak mencapai
tingkat kesucian kedua ini harus menghapus :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
Memperlemah :
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
3. Anagami (Mahluk suci yang tidak kembali lagi), harus menghapuskan :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
4. Arahat (Seorang yang telah mencapai Nibbana), menghapus 10
Belenggu, yaitu :
a. Kepercayaan akan adanya jiwa yang kekal (Sakkayaditthi)
b. Keragu-raguan (Vicikiccha)
c. Kemelekatan pada ritual dan upacara (Silabbataparamasa)
d. Nafsu indera (Kamaraga)
e. Kebencian (Patigha)
f. Kemelekatan terhadap rupa jhana dan alam-alam bentuk (Ruparaga)
g. Kemelekatan terhadap arupa jhana dan alam-alam tanpa bentuk
(Aruparaga)
h. Kekosongan (Mana)
i. Kegelisahan (Uddhacca)
j. Kebodohan batin (Avijja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar