Rabu, 23 Mei 2012

Konsepsi tentang manusia


Manusia merupakan makhluk yang menempati kedudukan khusus dan mempunyai corak yang sangat dominan. Dalam ajaran Buddha manusia merupakan titik tolak atau dasar dari ajaran seluruh Buddha.[1] Masalah manusia banyak dibicarakan dalam ajaran yang disebut Trilakhana atau tiga corak umum dalam ajaran Buddha. Tiga corak itu meliputi Anicca, Dukha, dan Anatta. Ajaran esensinya yaitu bahwa segala bentuk yang ada di alam ini tidak kekal atau selalu berubah-ubah.
- Anicca menyajikan pokok-pokok persoalan untuk perenungan umat Buddha. Perenungan mengenai ketidakkekalan adalah salah satu dari 3cara utama di dalam meditasi ajaran Buddha untuk mencapai melihat kedalam vipassan.[2]
- Dukha menjelaskan bahwasannya segala yang sesuatu yang ada di alam ini merupakan dukha. Dalam ajaran Buddha dijelaskan bahwa manusia dalam keadaan penderitaan, dikarenakan hidup merupakan penderitaan yang tiada henti. Dalam ajaran catur arya satyani tentang hakikat dukha dapat dibedahkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Dukha sebagai penderita biasa atau dukha-dukha
2. Dukha sebagai akibat dari perbuatan atau viparinamadukha
3. Dukha sebagai keadaan yang saling bergantung atau sankharadukkha[3]

- Anatta merupakan ajaran yang mengatakan bahwa tiada “aku” yang kekal atau tetap. Maksudnya bahwa segala sesuatu tidak mempunyai inti yang kekal (abadi). Anatta terdapat 3 tingkatan, yakni :
1. Tidak terlalu mementingkan diri
2. Kita tidak dapat memerintah terhadap siapa dan apa saja
3. Bila tingkatan pengetahuan tinggi telah dicapai dan telah mempraktekan akan pengetahuan dan menemukan bahwa jasmani dan batinya sendiri tanpa aku atau tanpa pribadi.[4]
Dalam ajaran budha tentang manusia juga dijelaskan dalam ajaran catur arya satya (empat kesunyian suci). Dan manusia merupakan kumpulan dari kelompok energi fisik mental yang selalu dalam keadaan bergerak yang disebut Panchakanda atau 5 kelompok kegemaran yaitu :
1. Rupakhandha adalah kegemaran akan wujud atau bentuk
2. Vendanakhandha adalah kegemaran akan perasaan.
3. Sannakhandha adalah kegemaran akan penyerapan yang menyangkut intensitas indra.
4. Sankharakhandha adalah kegemaran bentuk-bentuk prilaku.
5. Vinanakhandha adalah kegemaran akan kesadaran.[5]

[1] Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia. h. 123-124
[2] Drs, Suwarto T, Budha Dharma Mahayana, Majlis Agama Budha Indonesia
[3] Mukti Ali, Agama-Agama di Dunia. h. 125
[4] Drs. Suwarto T, Budha Dharma Mahayana. h. 61
[5] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More